GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Sate Kambing Pak Pur, Kuliner Legendaris Tawangmangu yang Bertahan Selama Lima Dekade
Sate Kambing Pak Pur Tawangmangu. |
Sate Kambing Pak Pur, Kuliner Legendaris Tawangmangu yang Bertahan Selama Lima Dekade
Karanganyar- majalahlarise.com -Jika Anda melintas di jalan utama Tawangmangu, Karanganyar, aroma khas sate bakar yang menggoda pasti akan mengarahkan langkah Anda ke satu tempat yang tak pernah sepi pengunjung: Warung Sate Kambing Pak Pur. Berdiri sejak 1971, warung ini telah menjadi saksi perjalanan kuliner Tawangmangu dan menjadi ikon yang dicari para wisatawan.
Warung Sate Kambing Pak Pur bukan sekadar tempat makan. Ia adalah simbol dari cita rasa otentik yang diwariskan lintas generasi. Bermula dari sebuah warung kecil yang hanya menyajikan sate kambing, kini menu yang ditawarkan semakin beragam, mulai dari sate ayam, sate sapi, hingga olahan khas Jawa Tengah lainnya seperti tongseng, tengkleng, dan gulai.
Menurut Purwanto, generasi kedua pengelola warung, menjaga kualitas adalah kunci utama mengapa warung ini tetap eksis hingga kini. “Kami selalu menggunakan daging kambing muda yang segar dan bumbu tradisional yang diracik sendiri. Tidak ada yang instan di sini. Itu yang membuat pelanggan terus kembali,” ungkapnya.
Suasana di warung sate kambing pak Pur. |
Proses pembakaran sate dilakukan dengan arang kayu yang menghasilkan aroma khas dan menjaga cita rasa. Setiap tusuk sate memiliki potongan daging yang empuk, berpadu dengan bumbu kacang atau kecap yang menjadi favorit pelanggan.
Berlokasi di pinggir jalan utama menuju objek wisata Tawangmangu, Warung Sate Kambing Pak Pur sangat mudah diakses. Lokasi strategis ini menjadi daya tarik tambahan bagi para pelancong.
Meski menawarkan cita rasa premium, harga yang dipatok cukup ramah di kantong. Mulai dari Rp15.000 hingga Rp20.000 per porsi, Anda sudah bisa menikmati sajian khas yang kaya rasa. Dengan porsi yang melimpah, warung ini cocok untuk wisatawan yang mencari makanan berkualitas dengan harga terjangkau.
Namun, popularitas warung ini bukan tanpa konsekuensi. Lonjakan pengunjung, terutama saat libur panjang, sering kali membuat pelanggan harus bersabar. Menunggu selama dua hingga tiga jam bukanlah hal yang jarang terjadi.
Sukesti, seorang wisatawan membagikan pengalamannya saat berkunjung ke warung ini. “Saya datang pukul 11.00 siang, berharap bisa makan siang lebih awal. Tapi ternyata saya baru bisa menikmati pesanan sekitar pukul 14.00. Meskipun lama, rasanya memang sepadan,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Yuna, wisatawan menyarankan agar pengunjung datang lebih pagi untuk menghindari antrian panjang. “Kami sempat membeli jajanan di sekitar warung untuk mengganjal perut sambil menunggu. Syukurlah banyak pedagang keliling yang menjual makanan ringan, jadi tetap seru,” katanya.
Banyak pelanggan berharap Warung Sate Kambing Pak Pur dapat meningkatkan sistem pelayanan agar pengalaman makan di sini semakin menyenangkan. Penambahan jumlah staf, terutama di dapur, serta sistem antrian modern dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi waktu tunggu yang lama.
“Kami berharap ke depannya warung ini bisa mempertahankan rasa yang otentik sambil meningkatkan kenyamanan pelanggan. Kalau waktu tunggu bisa dipersingkat, pasti lebih banyak orang yang puas,” kata Rian, wisatawan asal Solo.
Warung Sate Kambing Pak Pur tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga tempat di mana berbagai lapisan masyarakat berkumpul. Mulai dari wisatawan lokal, keluarga, hingga selebritas yang berkunjung ke Tawangmangu, semua pernah mencicipi kelezatan di sini.
Seiring berjalannya waktu, warung ini terus menjadi bukti bahwa rasa otentik dan konsistensi adalah kunci utama untuk bertahan di dunia kuliner. Jika Anda sedang berlibur di Tawangmangu, Sate Kambing Pak Pur adalah tempat yang wajib dikunjungi tapi siapkan kesabaran, karena kelezatan memang sering kali membutuhkan perjuangan.
Dengan segala keunikannya, Warung Sate Kambing Pak Pur tetap menjadi salah satu warisan kuliner terbaik di Jawa Tengah, yang terus dikenang dan dinikmati oleh generasi ke generasi. (Mas Fery/ Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: