Posted by CB Magazine on Minggu, 16 Februari 2025 |
Komunitas
 |
Acara bertajuk “Ayo Jogetin Tape” ini menjadi solusi bagi pencinta joget Lorenza. |
Ayo Jogetin Tape, Joget Lorenza dan Musik Jadul Guncang CFD Sukoharjo
Sukoharjo– majalahlarise.com -Car Free Day (CFD) Sukoharjo, Minggu (16/2/2025), berubah menjadi panggung nostalgia dengan hadirnya motor box keliling yang memutar musik tape jadul. Acara bertajuk “Ayo Jogetin Tape” ini menjadi solusi bagi pencinta joget Lorenza, yang biasanya harus menunggu jadwal resmi untuk menikmati musik khas ini. Inisiatif ini digagas oleh Danar, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sukoharjo.
Danar menyampaikan fenomena musik jadul kembali naik daun, membawa kenangan masa lalu yang kini digandrungi oleh berbagai kalangan. "Kita sukacita tren jadul muncul kembali, dan sebenarnya kita sudah lama menyukai ini. Sukoharjo juga punya sejarah panjang dengan musik jadul seperti ini," ujarnya.
Dikenal sebagai salah satu daerah yang melahirkan banyak musisi, Sukoharjo menjadi bagian dari perjalanan musik Lorenza yang kini dikenal luas. "Ini Sukoharjo Kota. Musik Lorenza ini lahir dari sini, lalu berkembang dan akhirnya mendunia. Bahkan, sekarang banyak konten kreator luar negeri yang ikut membuat video tentang musik jadul ini," tambahnya.
 |
Pengunjung CFD Sukoharjo saat minum jamu. |
Dengan konsep motor box keliling, masyarakat yang hadir di CFD tidak hanya sekadar menikmati hiburan, tetapi juga merasakan sensasi joget diiringi suara khas tape kaset lawas. "Daripada nunggu jadwal padat acara joget Lorenza, ya kita jogetin tape jadul aja. Sederhana, tapi seru," ujar salah satu peserta.
Tak sekadar joget dan bernostalgia, acara ini juga membawa misi edukatif. Tim dari Disporapar membagikan pamflet pariwisata Sukoharjo, buku dongeng untuk anak-anak, serta minuman jamu tradisional kepada para peserta.
"Kita selenggarakan acara ini sambil menyampaikan pesan penting. Ada literasi tentang Sukoharjo, kegiatan olahraga, hingga edukasi musik dangdut jadul yang memang asli Indonesia," jelas Danar.
Menurutnya, budaya dangdut jadul memiliki nilai yang patut dijaga. "Dangdut jadul itu keren, rapi, tidak ada kerusuhan, tidak ada minuman keras. Ini yang perlu dipahami, bahwa dangdutan asli Indonesia itu ya seperti ini. Aman, nyaman, dan menyenangkan," tegasnya.
Para peserta CFD, termasuk anak-anak, tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Beberapa anak diajak mendengarkan dongeng sambil diperkenalkan pada musik dangdut jadul. "Kita kasih buku dongeng, biar mereka tahu sejarah musik asli Indonesia. Biar sejak kecil mereka cinta budaya kita sendiri," tambah Danar.
Selain itu, ada pembagian jamu tradisional kepada peserta yang berjoget. "Jogetnya biar makin asik, kita kasih jamu. Ini juga bagian dari mengenalkan budaya minum jamu yang sehat dan alami," ujarnya.
Melihat antusiasme masyarakat, Danar dan tim merencanakan acara joget jadul yang lebih besar di tempat wisata Sukoharjo saat pekan Syawalan. "Ini akan jadi perayaan akbar untuk budaya musik jadul. Kita akan angkat kembali citra dangdut jadul sebagai bagian dari identitas kita," katanya.
Beberapa peserta yang hadir juga menyambut baik ide ini. Rina (32), seorang warga Sukoharjo, mengaku sangat menikmati acara ini. "Ini keren banget! Dulu saya dengar musik ini dari kaset, sekarang bisa joget lagi di CFD. Semoga acara seperti ini terus diadakan," ujarnya.
Dengan konsep hiburan, literasi, dan pelestarian budaya, aksi "Ayo Jogetin Tape" tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga media edukasi bagi masyarakat. Fenomena musik jadul kini tak sekadar tren, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus dijaga. Joget, sehat, dan lestari budaya! (Sofyan)
Baca juga: Tarhib Ramadhan 1446H di MIM MURUB Boyolali Membuka Kelas Bilingual
Tidak ada komentar: