Featured

Headline News

Wakil Bupati Boyolali Dwi Fajar Membuka Pameran Lukisan Peringatan Hari Kartini

22 Apr 2025

larise tv

Kabar Desa

Halal Bi Halal Warga Trayu Meriahkan Syawal dengan Wayang Golek Pitutur Ki Ustad Pujiono

Halal Bi Halal Warga Trayu Meriahkan Syawal dengan Wayang Golek ...

  • 05 Apr 2025
  • 0

Hikmah Halal Bihalal Bisa Mudik Lebaran, Berbakti kepada Orang Tua dan Merajut Silaturahmi

Print Friendly and PDF

 

Dai Champions Standardisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dwi Jatmiko, menyampaikan tausiyah dalam acara Halal Bihalal yang digelar di Gedung Pertemuan Indra Indah, Dusun Jetak, Bolon, Colomadu, RW 13 Karanganyar.


Hikmah Halal Bihalal Bisa Mudik Lebaran, Berbakti kepada Orang Tua dan Merajut Silaturahmi

Karanganyar- majalahlarise.com -Momen halal bihalal bukan sekadar tradisi tahunan, namun menjadi sarana mulia untuk memaknai kembali arti mudik lebaran: pulang kampung, bersimpuh di hadapan orang tua, dan mempererat tali silaturahmi. Hikmah inilah yang ditekankan Dai Champions Standardisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dwi Jatmiko, dalam acara Halal Bihalal yang digelar di Gedung Pertemuan Indra Indah, Dusun Jetak, Bolon, Colomadu, RW 13 Karanganyar, Selasa (15/4/2025).

Acara yang berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan ini turut dihadiri Ketua RW Ir. Agus Sutrisno, M.Si., para ibu anggota PKK, serta tokoh masyarakat setempat. Ikrar halal bihalal dipimpin oleh Hajah Asih Lestari dan Ibu Sularno, istri Ketua RW yang baru dilantik.

Dalam tausiyahnya, Jatmiko menyampaikan pentingnya mudik sebagai bagian dari wujud nyata bakti kepada orang tua. “Kadang kita tidak mengerti kondisi orang tua yang sudah renta. Setahun sekali menemuinya adalah kewajiban. Memeluk kasih sayangnya, mendengarkan keluh kesahnya, itulah mudik yang sesungguhnya,” ungkapnya dengan senyum penuh makna.


Lebih jauh, ia menjelaskan halal bihalal dalam perspektif Islam bukan hanya seremonial, melainkan momentum spiritual yang mempererat persaudaraan antar sesama muslim. “Setiap halal bihalal, kita saling memaafkan dan saling mendoakan. Inilah yang memperpanjang umur dan melapangkan rezeki,” ujarnya.

Menurutnya, mudik bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga perjalanan hati. “Hubungan dengan orang tua dan mertua yang terus terjalin saat lebaran adalah sumber doa dan keberkahan. Mereka selalu mendoakan kita, anak-anaknya, dalam diam dan harap,” tuturnya.

Jatmiko juga menyinggung sisi ilmiah dari tradisi mudik. Menurutnya, kehadiran anak di hadapan orang tua saat lebaran mampu meningkatkan hormon endorfin—hormon kebahagiaan yang berdampak besar bagi kesehatan lansia. “Manfaatnya antara lain mencegah hipertensi, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kepikunan, menekan depresi, dan membuat semangat hidup orang tua bertambah,” jelasnya.

Mengutip hadis riwayat Abu Hurairah, Jatmiko mengingatkan pentingnya berbakti kepada ibu tiga kali lebih utama daripada ayah. “Al-Qur’an menegaskan bahwa ibu telah menanggung kepayahan luar biasa sejak mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Maka berbaktilah, terutama ketika usia mereka telah senja,” pungkasnya.

Halal bihalal, dengan demikian, bukan sekadar saling memaafkan. Ia adalah panggilan jiwa untuk pulang, menghormati orang tua, dan menjaga jalinan hati yang kadang terlupa oleh kesibukan dunia. (Sofyan)


Baca juga: Tim GO2STEAM Madrasah Technonatura Jogja Wakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Robotik di Houston, Amerika Serikat 


Tidak ada komentar:

Write a Comment

Featured